Mencoba Rasa Nasi Instan Buatan Kokikit dan IPB, Cuku Diseduh Air Panas Saja

Jakarta - Makan nasi kini tak perlu menunggu waktu hingga berjam-jam lagi. Ini karena, Kokikit bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengembangkan nasi instan yang penyajiannya hanya membutuhkan waktu 15 menit serta cukup diseduh dengan air panas.

Inovasi pangan produk lokal ini juga telah melalui berbagai uji coba kelayakan konsumsi. Pertama, adalah proses uji ranking hedonic, dilakukan guna mengetahui respons subjektif para panelis terhadap sajian nasi instan ini.

Dalam pengujian ini dilakukan untuk produk nasi kuning instan, nasi liwet instan, nasi kecombrang, serta lauk rendang.

Proses uji hedonic yang dilakukan di Laboratorium Evaluasi Sensori, menguji kesesuaian nasi saat disajikan; dan harus memiliki kemiripan warna, aroma, rasa, tekstur, hingga keseluruhannya layaknya nasi pada umumnya. Saat proses pengujian berlangsung, ada 40 panelis yang terlibat untuk menilai karakteristik nasi instan tersebut.

"Selain melewati uji hedonic, nasi instan yang diproduksi PT Kokikit juga telah melewati berbagai uji coba kelayakan konsumsi lainnya meliputi analisis informasi nilai gizi, organoleptik, uji kecukupan proses panas oleh Lembaga Berwenang, dan analisis umur simpan yang sesuai untuk dijadikan sebagai salah satu produk makanan instan," ujar Ceo Kokikit, Andry Suhaili, Rabu (8/12).

Nasi instan yang diklaim lebih inovatif dari buatan Korea Selatan dan Jepang


Nasi instan sebenarnya sudah banyak dikonsumsi di Korea Selatan dan Jepang. Terlebih, inovasi makanan cepat saji ini menjadi asupan awam bagi masyarakat kedua negara tersebut yang terkenal memiliki tingkat mobilitas tinggi, sehingga selalu dituntut untuk bergerak cepat.

Namun kini, tak perlu jauh-jauh ke Korea atau Jepang, masyarakat Indonesia sudah bisa mendapatkan nasi instan yang diklaim lebih inovatif dari buatan kedua negara tersebut.

Ini karena, sebelum dipasarkan nasi instan ini telah melewati beberapa hasil uji coba kelayakan menurut ahli laboratory dari pihak IPB yang diprakarsai oleh Prof. Tjahja Muhandri; yang bertindak sebagai kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi atau Southeast Asian Food and Agricultural Science as well as Modern Technology, Seafast Facility IPB.

Sehingga nasi ini bak paket komplit, yang tak hanya menyajikan nasi saja layaknya di Korea dan Jepang, melainkan pula ditambah dengan lauk-pauk khas makanan Indonesia.

Beberapa variannya juga menggunakan nasi aromatik sehingga lebih berbumbu dan gurih. Nasi ini pun dapat bertahan hingga satu minggu.

Selain melakukan uji kelayakan konsumsi, mereka juga telah memperhatikan nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan angka gizi rata-rata konsumen.

Tabel kandungan gizi pun tertera pada bagian belakang kemasan; mulai dari keterangan kandungan energi total amount, healthy protein, lemak, karbohidrat, serat, hingga garam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati Steak Ala Sultan Dengan Daging Wagyu Tomahawk Berlapis Emas 24 Karat

Mantan Pegawai Kantor Sukses di Tengah Pandemi Membuka 5 Cabang Kue Pancong