Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Mengetahui Funsi Cengkeh Dalam Masakan Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap Pada Jeroan

Jakarta - Masakan Indonesia memiliki scent dan rasa yang kaya. Salah satunya, karena penggunaan rempah-rempah. Salah satu rempah yang biasa digunakan untuk membuat bumbu dapur adalah cengkeh. Cengkeh biasanya digunakan sebagai aneka bumbu masakan berkuah seperti kari dan semur. Selain itu, cengkeh juga bisa digunakan sebagai bahan membuat minuman hangat tradisional. Lantas, apa fungsi cengkeh pada masakan? Berikut penjelasan mengenai fungsi cengkeh yang menarik untuk diketahui. 1. Menghilangkan bau tak sedap pada jeroan Melansir dari majalah "Saji ED 442 July 2019"terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, fragrance cengkeh yang khas dan tajam bisa menetralkan bau tak sedap pada jeroan. Oleh karena itu, cengkeh biasanya digunakan pada olahan jeroan. Hidangan yang biasanya menggunakan cengkah untuk membuat bumbu dapur adalah nasi kebuli, gulai, kari, dan semur. 2. Menetralisir bau amis pada seafood Selain bau tak sedap pada jeroan, cengkeh bubuk juga bisa kamu tabu

Untuk Pecinta Makanan Pedas, Anda Bisa Mencoba Oseng Mercon Bu Narti Yang Pasti Pedasnya Wow

Jakarta - Oseng mercon adalah sajian khas Yogyakarta yang terbuat dari tetelan daging sapi. Oseng mercon memiliki rasa pedas yang mantap, sehingga cocok disantap olehmu yang suka pedas. Pada Senin (13/09/2021),Kami berkesempatan mencoba oseng mercon dari warung Oseng Mercon Bu Narti. Warung ini merupakan pelopor oseng mercon di Yogyakarta. Saya memesan oseng mercon lengkap dengan nasinya. Selain itu, saya juga memesan es jeruk agar terasa lebih segar. Pertama kali menyantap hidangan ini, rasa pedas oseng merconnya belum begitu terasa. Lalu, setelah tiga suap, sensasi pedasnya mulai membuat tubuh berkeringat. Jika melihat dari tampilan, oseng mercon memakai cabai yang banyak. Meski begitu, rasanya tidak hanya pedas, tapi ada pula gurih dari tetelan sapinya yang berlemak. Selain itu, oseng mercon ini juga memiliki fragrance yang wangi, seperti bau bakaran asap. Agaknya hal inilah yang membuat bau pada tetelannya tersamarkan. Potongan daging tetelan pada oseng mercon tidak terla

Apakah Itu Gochujang? Apakah Halal, Berikut MUI Mejelaskan

Jakarta - Gochujang merupakan kondimen utama pada beberapa masakan khas Korea. Salah satunya, pada saus membuat tteokbokki. Kue beras khas Korea ini bisa dijumpai dalam keadaan instan atau siap santan di supermarket atau minimarket. Melansir dari Bonappetit, gochujang merupakan pasta dengan warna merah dengan tekstur kental dan cita rasa pedas manis. Gochujang terbuat dari bahan seperti cabai merah giling, beras ketan, fermentasi kedelai, dan garam. Secara tradisional, gochujang difermantasi selama bertahun-tahun dalam pot gerabah yang disimpan di luar ruangan. Difermentasi dalam waktu yang cukup lama membuat pati dalam beras ketan berubah menjadi gula. Hal ini membuat cita rasa gochujang yang peanut. Selain itu, cabai merah yang digunakan membuat rasanya pedas. Sementara kedelai yang difermentasi bekerja seperti miso yang menambah rasa umami pada gochujang. Lantas, bagaimana dengan kehalalan dari gochujang? Melalui wawancara bold, Direktur Eksekutif LPPOM MUI, Ir. Mu

Mengenal Cerita Kudapan Bakpia Pathok 25, Kue Tradisional Khas Yogyakarta Yang Melegenda Sejak 1948

Jakarta - Jalan-jalan ke Yogyakarta tak lengkap jika belum mencicipi bakpia. Bakpia adalah kue tradisonal yang berisi kacang hijau. Kudapan ini biasa dijual sebagai buah tangan atau oleh-oleh. Terdapat banyak gerai bakpia di Yogyakarta, salah satu yang terkenal adalah Bakpia Pathok 25 Ahmad Sudrajat, Supervisor Bakpia Pathok 25 kepada Kompas.com (31/08/2021) menjelaskan bahwa mulanya Bakpia Pathok 25 bernama Bakpia 38. Lalu, pada tahun 1980-an nama tersebut berubah menjadi Bakpia Pathok 25 "Dulu, pada awal sekali Bakpia Pathok 25 itu namanya Bakpia 38,"jelas Ahmad kepada Kompas.com. "Dibuatnya oleh generasi pertama yaitu mamanya Pak Fishing, Tan Aris Nio,"pungkasnya. Pemilihan nama Bakpia Pathok 25 Pemilihan angka 25 sendiri sebetulnya tak ada alasan khusus. Menurut Ahmad, angka tersebut dipilih karena dalam bahasa Jawa penyebutan 25 berbeda dengan angka 20-an lainnya. "Karena 25 itu dalam filosofi Jawa berbeda dengan angka lain. Kalau 20 kan r